Wednesday, September 9, 2009

Tugas kuliah 2

NAMRU-2
(Naval Medical Research Unit)
Naval Medical Research Unit No. 2 (NAMRU-2) adalah sebuah laboratorium biomedis yang meneliti penyakit menular demi kepentingan pemerintah Amerika dan pemerintah Indonesia. Laboratorium ini khusus meneliti berbagai jenis virus atau penyakit yang ada di daerah tropis. Laboratorium ini bukan hanya ada di Indonesia, namun juga ada di empat negara lainnya. Seperti Mesir, Kenya, Thailand, dan Peru. NAMRU mendirikan laboratoriumnya pada tahun 1970 saat Indonesia sedang menghadapi pendemi Pes.
`Masalah NAMRU-2 mulai mencuat saat Menkes Indonesia, Siti Fadhilah Supari, mengeluarkan tanggapan bahwa NAMRU tidak memberikan kontribusi apa-apa kepada pihak Indonesia. Bila kita lihat fakta dan realita yang ada, NAMRU memang tidak memberikan kontribusi apa-apa kepada pihak Indonesia. Mulai dari tahun 1970 saat NAMRU berdiri sampai sekarang, lembaga ini tidak menghasilkan sesuatu yang berguna bagi Indonesia. Semua hasil risetnya tentang virus tidak pernah sampai kepada pihak Indonesia secara lengkap. Hal ini membuat masyarakat Indonesia berpikir bahwa ada Sesuatu yang tidak sesuai dengan tujuan awal pembentukan lembaga ini di Indonesia. Apalagi tersebar isu bahwa lembaga ini hanya sebagai kedok dari adanya badan intelejen yang bertugas untuk mengawasi dan mengirim semua informasi penting ke Amerika tentang Indonesia.
Jika dicermati secara mendalam, kita dapat melihat adanya konspirasi di balik pembentukan lembaga ini. Dari namanya saja kita sudah tahu bahwa ada kebohongan besar di balik itu semua. Secara harfiah, Naval adalah angkatan laut dan medical adalah pengobatan. Nah, apa hubungan angkatan laut dengan pengobatan. Belum lagi adanya suatu kekebalan diplomatik yang dimiliki hampir semua staf asing yang bekerja di laboratorium tersebut. Padahal di empat negara lainnya, hanya ada beberapa orang yang memiliki kekebalan diplomatik dalam lembaga tersebut. Itu pun hanya bersifat sementara. Fakta lain yang mengindikasikan adanya ketidakberesan di lembaga ini adalah adanya pelarangan masuk oleh pihak laboratorium kepada pihak Indonesia. Bahkan Menkes sendiri hanya dapat sampai di ruang tunggu laboratorium tersebut. Hal ini diungkapkan sendiri oleh Ibu Menkes Indonesia. Belum lagi peng-komersial-an vaksin yang dibuat dari data vaksin yang di ambil di Indonesia. Bahkan Indonesia sendiri harus membeli vaksin ini dengan harga yang tidak murah. Dan juga negara-negara yang dapat membayar dengan harga lebih tinggi lah yang diutamakan untuk mendapatkan vaksin. Itu berarti adanya komersialisasi yang di buat oleh Amerika sebagai pemasok dana untuk riset vaksin tersebut
Belakangan di Internet ada lembar fakta yang menjelaskan tentang NAMRU yang sesungguhnya. Di situ di jelaskan bahwa banyak yang telah dilakukan NAMRU untuk Indonesia. Misalnya memberikan pelatihan teknik dasar laboratorium kepada ratusan pekerja laboratorium Indonesia, memberikan pelatihan kepada lebuh dari 50 ilmuwan dalam pengembangbiakan malaria dalam laboratorium dan metode canggih pendeteksian penyakit, pemberian obat malaria, serta pelatiahan kepada mahasiswa di bidang virologi dan bakteriologi. Namun, data tersebut dikeluarkan oleh pihak NAMRU sendiri. Jelas pihak NAMRU ingin menutupi fakta yang sesungguhnya dan ingin mendapat pembenaran dari masyarakat luas. Apalagi kini NAMRU dapat diakses oleh kebanyakan orang ketika ingin berkunjung ke laboratorium miliknya. Hal itu dilakukan untuk memberi kesan bahwa pihak NAMRU adalah lembaga yang terbuka dan transparan. Padahal sebelum masalah ini mencuat, bahkan seorang Menkes sendiri tidak dapat masuk ke laboratorium tersebut.
Masalah NAMRU ini hanyalah satu dari sekian banyak masalah yang ada di negeri kita ini. Masih banyak masalah-masalah lain yang ditimbulakan oleh praktek kapitalisme modern yang dikemas sedemikian rupa sehingga dianggap benar dan tidak merugikan. Saat inilah dibutuhkan adanya kesadaran tiap invidu sebelum kapitalisme mengakar dalam budaya kita dan mengeser nilai-nilai kepribadian bangsa

No comments:

Post a Comment