Wednesday, October 7, 2009

Masalah Kependudukan dan Keterkaitannya dengan Kesehatan Lingkungan

Masalah Kependudukan dan Keterkaitannya dengan Kesehatan Lingkungan

Jumlah penduduk Indonesia di perkirakan meningkat 1,29% pada tahun 2009. Tahun 2005 tercatat 220 juta maka tahun 2009 diperkirakan jumlah penduduk Indonesia adalah 231 juta. Bertambahnya jumlah penduduk mempunyai implikasi yang sangat luas terhadap program pembangunan dan lingkungan. Penduduk yang besar dengan kualitas sumber daya manusia yang relatif rendah memberikan beban dalam pembangunan. Beratnya pemerintah pusat dan daerah untuk menyediakan berbagai pelayanan publik seperti kesehatan, pendidikan, perumahan, lingkungan hidup dan lapangan kerja.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk, sumberdaya yang digunakan juga meningkat. Ini mengakibatkan terjadinya penyusutan dan habisnya sumber daya. Masalah lain yang kita hadapi sebagai akibat dari bertambahnya jumlah penduduk adalah pencemaran lingkungan. Baik pencemaran limbah rumah tangga maupun pencemaran oleh industri dan transpor.
Kontribusi yang cukup besar yang mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk disebabkan oleh migrasi. Migrasi merupakan salah satu program untuk menjaga agar kepadatan penduduk di suatu daerah tidak melampaui batas dari daya dukung lingkungan suatu daerah. Migrasi ada dua yaitu migrasi dari desa ke kota dan dari kota ke desa. Migrasi yang paling banyak adalah migrasi desa ke kota yang umumnya disebut urbanisasi. Kota memiliki mutu lingkungan yang lebih baik daripada di desa. Misalnya pelayanan kesehatan yang lebih canggih, sistem pendidikan yang lebih baik daripada didesa, berita tentang adanya kesempatan kerja di kota dan orang kota memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari orang desa. Apabila para pendatang tidak mendapat tempat tinggal lalu membangun perkampungan liar dapat menyebabkan menurunnya sanitasi lingkungan.
Kebanyakan perkampungan liar tidak mempunyai jamban dan tempat pembuangan sampah. Penurunan sanitasi dan tidak tersedianya air minum yang bersih dapat menimbulkan penyakitn kolera. Contohya di Jakarta, biasanya berita menampilkan gambar bagaimana orang-orang di perkampungan liar menggunakan air sungai yang tercemar untuk mandi, cuci mulut, mencuci piring bahkan membuang air besar, misalnya di Ciliwung Jakarta. Dalam keadaan kepadatan penduduk yang tinggi, penularan penyakit pun mudah terjadi.
Masalah lingkungan yang lain adalah banjir. Semakin bertambahnya jumlah penduduk semakin bertambah pula kebutuhan akan perumahan. Sedikitnya lahan di kota menyebabkan berkurangnya lahan untuk daerah resapan air berkurang untuk pembangunan rumah-rumah bagi pendatang.
Bertambahnya jumlah penduduk berarti jumlah produksi limbah juga bertambah. Di daerah perindustrian juga terdapat kepadatan penduduk yang tinggi dan transpor yang ramai. Di daerah itu juga terdapat produksi limbah domesti, limbah industri dan limbah transpor yang cukup tinggi.
Pencemaran limbah domesti dapat menurunkan keindahan lingkungan, seperti bau busuk. Tumpukan sampah dan comberan air yang tercemar menjadi tempat hidup yang baik untuk hewan yang menularkan penyakit, seperti nyamuk, lalat, tikus dan cacing. Apalagi anak-anak yang sering bermain di tempat yang tercemar tanpa sepatu mudah tertular penyakit.
Pencemaran industri dan transpor adalah peracunan, contohnya asap dari kendaraan bermotor. Bertambahnya jumlah penduduk disertai dengan bertambahnya pendapatan, memungkinkan orang ingin memiliki kendaraan untuk memudahkan urusan mereka. Ini menyebabkan semakin tinggi polusi udara, dimana polisi udara bersifat racun dan juga dapat menambah rusaknya lapisan ozon. (Desy Erika Kaolina)
Referensi :
Soemarwoto, Otto. 1997. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan : Jakarta.

No comments:

Post a Comment