Sunday, April 18, 2010

Model Komunikasi

MODEL KOMUNIKASI
Komunikasi adalah salah satu aktivitas manusia yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya, diakui oleh hampir semua agama telah ada sejak Adam dan Hawa. Sifat manusia untuk menyampaikan keinginannya dan untuk mengetahui hasrat orang lain, merupakan awal keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis melalui lambang-lambang isyarat, kemudian disusul dengan kemampuan untuk memberi arti setiap lambang-lambang itu dalam bentuk bahasa verbal.
Komunikasi telah memperpendek jarak, menghemat biaya, menembus ruang dan waktu. Komunikasi berusaha menjembatani antara pikiran, perasaan, dan kebutuhan seorang manusia dengan dunia luarnya. Komunikasi membangun kontak-kontak manusia dengan menunjukkan keberadaan dirinya dan berusaha memahami kehendak, sikap dan perilaku orang lain. Komunikasi membuat cakrawala seeorang semakin luas.
Komunikasi merupakan sarana yang paling vital bagi setiap manusia untuk mengerti dirinya sendiri, mengerti orang lain dan memahami lingkungannya. Mengetahui tempat dan cara kehadirannya di masyarakat serta hubungan dengan sesama yang ada di sekitarnya. Semua itu dapat dipahami dengan adanya “Jalur Komunikasi” yang terjalin baik. Komunikasi tidak saja dikenal dalam bidang kehumasan (public relations) ataupun dalam dunia pers, melainkan mempunyai cakrawala pemahaman yang sangat luas. Hampir di setiap aspek kehidupan manusia terjalin proses komunikasi yang disadari maupun tidak disadari. Dalam bidang perdagangan komunikasi berperan aktif, juga dalam bidang pendidikan hingga pembangunan. Komunikasi sangat menentukan maju mundurnya nilai-nilai pendidikan, nilai pembangunan yang menyangkut nilai moral serta nilai materialnya.
Ada beberapa 2 jenis model komunikasi. One-Way Comunnicatian dan Two- Ways Comunication. Berikut ini adalah penjelaan dari 2 jenis model komunikasi tesebut:
One-way Communication
Komunikasi satu arah merupakan jenis komunikasi yang tidak memungkinkan adanya Feedback dari receiver dalam satu proses komunikasi. Feedback atau tanggapaan yang ingin disampaikan receiver kepada sender tidak dapat dilakukan waktu itu juga.

Kita asumsikan bahwa G adalah sender dan S adalah receiver. Tanda panah di atas menunjukkan adanya proses komunikasi satu arah. Receivr tidak dapat memberi tanggapan langsung sebagai akibat dari efek yang ditumbulkan pesan yang dikirim oleh Sender(G).
Grunig berpendapat,” One-way communication Uses persuasion and manipulation to influence audience to behave as the organization desires. Does not use research to find out how it public feel about the organization.”
Menurutnya, komunikasi satu arah mempunyai karakteristik sendiri. Yaitu menggunakan persuasi dan manipulasi untuk mempengaruhi audien agar berprilaku sesuai dengan apa yang organisasi inginkan.
Two-way Communication
Model Two-way Commnication memungkinkan adanya feedback atau tanggapan dari penerima(receiver) sebagai efek dari proses komunikasi yang dilakukan dengan sender.

Dalam komunikasi dua arah, seorang sender dapat menjadi seorang receiver juga. Hal ini dikarenakan receiver pertama juga dapat bertindak sebagai sender. Mengirimkan sejumlah pesan kepada sender semula dan mendapat efek balik dari pesan tersebut.
Dalam konteks keorganisasian, Grunig memberi pendaoat bahwa,” Two-way communication Uses communication to negotiate with publics,resolve conflict, and promote mutual understanding and respect between the organization and its public.”
James Grunig memberi pengertian seperti di atas sebab beliau melihat adanya kelebihan dari model ini. Model ini memungkinkan adanya interaksi timbal balik. Dengan interaksi tadi ini, maka akan ada persamaan pemahaman antara receiver dengan sender.

No comments:

Post a Comment